A Home Team

Wednesday, July 04, 2018


Bismillah..
A Home Team, materi ini juga saya dapatkan ketika masih di group Ibu Profesional Bandung tahun 2015, Ibu Profesional dulu belum seterkenal sekarang. Alhamdulillah saat ini makin banyak yang antusias. Pematerinya adalah suami dari Ibu Septi Peni Wulandari (Pendiri Ibu Profesional). Keluar beliau tuh kereeen bangeet dan pengaplikasian materi ini bisa menjadi awal kesuksesan a home team masing-masing keluarga.
Resume Kulwapp Grup 4 IIP Bandung

Tanggal: 26 Agustus 2015
Jam: 19.45 - 21.00
Co Host: Evi Suci P.
Host: Syifa L. Zahra
Pemateri: Pak Dodik Mariyanto

~~ A HOME TEAM ~~


Kita mulai dengan melihat beda antara 'kerumunan' dan 'team'.

Saat jalan-jalan pagi dan melewati sebuah pasar kaget, apa yang Bunda dapati? Sekumpulan orang, ada yang heboh menawarkan barang, sebagian sibuk menawar barang, yang lain hanya lihat-lihat saja, ada pula yang jalan kesana-kesini, bahkan ada pula yang bengong. Setiap orang sibuk dengan kegiatannya sendiri, mengejar tujuannya sendiri yang tak selalu ada kaitan dengan yang lain, interaksi seperlunya sebatas kebutuhan jikapun ada, berada di tempat yang sama namun tak saling sapa satu dengan lainnya, asing dan tak peduli kecuali ada maunya. Inilah KERUMUNAN.

Para penggemar bola tentu tak asing dengan Barca, tempat Lionel Messi dan Neymar mengukir prestasi, tapi tak mungkin sendiri. Setiap pemain mengerti posisi, tugas, peran dan tujuan. Mereka saling mengerti bahkan tanpa keluarnya satu kata pun, memberikan support satu dengan yang lain. Menyajikan permainan cantik yang membuahkan goal kemenangan, rapat menjaga dari serangan lawan. Ini satu contoh TEAM.

Kerumunan dan Team sama-sama merupakan kumpulan orang. Kerumunan tak mempunyai tujuan bersama yang menyatukan mereka, tak ada komunikasi untuk saling mengerti. Yang menyatukan mereka hanya karena kebetulan berada di tempat yang sama.

Team disatukan oleh tujuan bersama, tatanilai yang diyakini semua, komunikasi dan interaksi yang membuahkan saling mengerti, tahu peran, posisi dan tugasnya, saling memberikan dukungan dan bantuan, gembira bersama bergerak menggapai impian.

Mari kita tengok keluarga kita, lebih dekat dengan ciri-ciri kerumunan ataukah team?

Sebuah hometeam berbeda dengan team lainnya. Hometeam tidak bisa sesuka-suka ganti pemain, anggotanya memiliki usia dan tingkat kematangan yang berbeda-beda, ada peran-peran yang secara alamiah sudah melekat pada anggotanya, ada pula yang dapat berganti-ganti dimainkan. Hometeam memerlukan manajemen yang unik. Sebagian dari kita menganggap akan bisa dengan sendirinya mengatur rumahtangga bila tiba waktunya, ketrampilan itu akan tumbuh secara naluriah. Bukankah orang tua kita juga tak repot-repot belajar saat membesarkan kita?

Barangkali memang demikian. Namun bila yang hendak kita bangun adalah 'A' HomeTeam, hometeam yang berkualitas 'A' dan bukan sekedar hometeam maka ada hal-hal yang perlu kita cermati.

Kita dengan pasangan hidup kita dipertemukan dan disatukan setelah dewasa. Sebelumnya kita dibesarkan di lingkungan berbeda, melalui jalan berbeda, dengan cara berbeda, dan mungkin juga dengan tatanilai yang berbeda. Maka langkah pertama adalah banyak-banyaklah membangun KOMUNIKASI, verbal maupun non verbal. Sering-sering ngobrol bareng, melakukan kegiatan bersama, membicarakan apa yang kita sukai dan tidak kita sukai, memahami gelagat dan bahasa tubuh. Jangan diam saja dan menganggap pasangan hidup kita pasti tahu atau seharusnya tahu. Pasangan hidup kita bukan dukun kan? ;p Yang pertama dibangun adalah tatanilai bersama, our values. Tak perlu banyak, yang utama dulu saja yang akan menjadi INDUK NILAI. Sekedar contoh, Induk nilai Tanah Perdikan Margosari adalah iman dan kehormatan.

Meski rumusannya sederhana, proses ini bisa jadi berdarah-darah, penuh tetesan air mata. Maka Anda dan pasangan perlu menyepakati konstitusi dan aturan main dasar. Kami memiliki 3 aturan sederhana: 
1. Mesti TETAP BERKOMUNIKASI seberapa pun marahnya. 
2. Segala keputusan yang dihasilkan dalam keadaan marah, BATAL demi hukum. 
3. Bila terjadi selisih atau beda pendapat, kembali kepada al QUR'AN dan al HADITS.

Proses ini bisa jadi lama, jangan berharap bagai membalik telapak tangan: Plek, selesai. Tidak! Intensitas komunikasi dan main bareng akan sangat menentukan. Maka perbanyaklah sarananya. Misalnya: Makan bareng, sholat berjamaah, bermain bersama, ngopi pagi, dll. Manfaatkan teknologi, bikin grup keluarga di wa/line/bb dll. Share hal-hal baik yang mencerminkan nilai keluarga.

Setelah itu kita akan lebih enak untuk membicarakan TUJUAN keluarga. Tidak harus sekali jadi, biarkanlah tujuan ini dinamis dan berkembang. Secara berkala dibicarakan bersama. Dengan mengetahui tujuan bersama dan sasaran masing-masing, setiap anggota keluarga jadi tahu hal-hal yang dibutuhkan yang lainnya. Dengan demikian mereka mengerti bila hendak men-support yang lainnya. Bila saat ini sepertinya tidak ada kerjasama dalam keluarga, yang satu tak mau membantu yang lainnya, barangkali karena yang satu dan yang lain tidak saling mengerti apa yang diperlukan. SALING MEMAHAMI adalah dasar tumbuhnya kerjasama team.

Aturannya: Understand first then to be understood.

Dan kuncinya adalah KOMUNIKASI.
SALAM SUKSES


TANYA JAWAB
1)
Punten agak krg faham, tentang tata nilai atau induk nilai, pengertian yg lebih jelas, batasan dan bs kita ambilnya darimana? Terima kasih
JAWAB:
1) Induk nilai (core values) adalah nilai hidup utama yang akan menjadi dasar dalam menjalani kehidupan berkeluarga. Bisa diambil dari kitab suci, nilai yang berlaku dalam budaya masyarakat tempat tumbuh, dari referensi buku bacaan, dari nasihat orang dll. Nilai induk ini penting karena akan mempengaruhi pilihan-pilihan dalam hidup, penetapan prioritas hidup, keputusan, tingkah laku dll.

2)
Bagaimana mengatur supaya tujuan dalam rumah tangga atau home team tetap pada jalurnya?
JAWAB:
2) Dimonitor secara berkala dan rutin. Cermati indikator-indikatornya (ditetapkan bersama saat merumuskan tujuan dan langkah aksi).

3) 
Bagaimana menumbuhkan a home team, terhadap keluarga yg anak-anaknya acuh dalam kehidupan dirumahnya dikarenakan kebiasaan orang tua yg tidak melibatkan anak-anaknya sejak kecil untuk bekerja sama dalam pekerjaan2 rumah?..
Contoh kasus: ibunya dari subuh beres-beres rumah dan masak, anak-anaknya yang satu asyik main gadget, yang satu asyik main sama temannya dll, kalau ibunya minta tolong. misal cuci piring, si anak melakukan perintahnya sambil uring-uringan, padahal usianya sudah besar misal 18 thn..
JAWAB:
3)  Apakah ada niat untuk menjadi A HomeTeam? Pancangkan dulu niatnya.
Lalu bereskan persoalan komunikasi dan emosi dalam diri setiap anggota keluarga.

4)
Dalam berkluarga kita kan harus mempunyai tujuan keluarga. Bapak bilang tujuan keluarga tidak perlu sekali jadi, bisa dinamis dan berkembang. Dinamis dan berkembang disini maksdnya berdasarkan apa? Apakah jika tujuan keluarga kita berubah terus menerus akan sulit mencapainya?
JAWAB:
4) Dinamis berdasar perkembangan keluarga Bunda dan lingkungan.
Jalani saja, nikmati perjalanannya. Tetapkan satu tujuan bersama, lalu bersama-bersama menapaki untuk menggapainya. Bilamana dalam perjalanan ada sesuatu yang dirasa kurang pas, diskusikan, cari solusinya.Jika masih juga sulit mencari solusinya, Bunda bisa kontak via group ini untuk menanyakannya.

5) 
Bagaimana tips sebagi seorang ayah dalam menanamkan karakter sehingga menjadi sebuah team dan anaknya menjadi bprestasi seperti itu?
JAWAB:
5) Karakter itu tidak bisa diajarkan, karakter mesti dicontohkan. Maka jadilah teladan.
Mengajarkan karakter tanpa memberikan contoh hanya akan menimbulkan gagap nilai pada anak, kebingungan mana yg sebenarnya harus dikerjakan. Yang didengarnya dalam nasihat-nasihat ortu atau yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.

6)
Untuk teknis komunikasi, pada prakteknya terasa sulit dilaksanakan (mis.komunikasi harian hanya dilakukan pada waktu yang sangat terbatas karena kesibukan masing-masing) & bagaimana cara mengingatkannya.
JAWAB:
6) Komunikasi itu bukan sekedar pertukaran kata-kata, komunikasi itu juga transfer of feelings. Optimumkan kata, bahasa tubuh, ekspresi wajah dll untuk mengirimkan pesan kepada kawan bicara kita. Teknologi dapat membantu mengoptimumkan komunikasi. Manfaatkanlah. Perbanyak We-Time dengan main bareng, kerja bareng di rumah, ngobrol bareng, ngopi sore bareng dll.

7) 
Apakah A Home Team bisa dibangun meskipun Long Distance Marriage dengan suami?
JAWAB:
7) Bisa. Namun Bunda perlu bekerja dengan lebih keras dan kreatif memanfaatkan waktu dan teknologi untuk mendekatkan hati meski jauh secara fisik. Saat ketemu perbanyak aktivitas bersama, obrolkan apa yang menjadi tujuan keluarga. Lalu maknai LdR itu dilakukan sebagai wujud mengemban tugas keluarga dalam mencapai tujuan bersama.

8)
Tentang karakter tadi berkaitan dengan tauladan,jika sblmnya ada tauladan orangtua yg kurang baik,apakah dengan refresh tauladan yg baik dpt mmemperbaikinya?
JAWAB:
8) Bisa.
Bicarakan secara terbuka, minta maaf jika memang keliru. Itu justru bisa menjadi proses pembelajaran yang sangat baik dan menggores tajam pada anak, melekat kuat jiwa ksatria.

9) 
Kalau dari awal pernikahan, suami kita belum punya pemahaman sama sekali dengan pola pendidikan Islam, sekalipun dari sisi ibadah bagus...dan punya pemahaman: " biasa ajalah mendidik anak, tidak usah diatur terlalu formal, sayapun bisa sukses/ baik dr sisi prestasi dunia dan ibadah, toh dulu tidak pake diatur-atur...orang tua alami saja membesarkan kami..." bagaimana menghadapi hal tersebut? sedangkan tantangan sekarang sangat luar biasa...
JAWAB:
9) Bicarakan dulu dengan suami. Tengok perjalanan dan pencapaian hari ini: "Apakah sudah sesuai dengan harapan?"
Jika sudah, lanjutkan. Jika tidak, diskusikan apa yang perlu dilakukan kemudian.

10)
Bagaimana tentang evaluasi (tata nilai, komitmen,&komunikasi) nya, harus seperti apa & sebaiknya jangka waktu untuk evaluasi setiap berapa lama?
JAWAB:
10)Santai saja, tak perlu tegang dalam melakukannya. Bisa sambil ngopi sore, saat istirahat berenang dll. Bisa dilakukan mingguan, dwi mingguan atau bulanan; bergantung pada kebutuhan dan jenis perencanaan yang dibuat.Yang penting sudh ada rencana aksinya,  ukurannya (milestone). Kalau itu belum ada, lalu apa yang akan dievaluasi.

11) 
Bagaimana membuat sebuah team keluarga yang hebat dan bagaimana mulai mengkomunikasikannya pada pasangan?
JAWAB:
11) Sehebat apa impian Bunda tentang keluarga? Itu permulaannya.
Komunikasikan pada pasangan dalam setiap kesempatan, kalau pas ketemu ayat yang bersesuaian segera gunakan untuk memulai pembicaraan, saat selesai nonton film/tayangan yang ada keterkaitan segera lakukan diskusi tentangnya, ketemu berita/kejadian yang cocok obrolkan lagi, dst.

12)
Bismillah, punten pak bisa ceritakan contoh hometeam dikeluarga bapak, supaya ada gambaran...,
Saya punya 3 anak,
1. Usia 5 Thn
2. Usia 3,5 Thn
3. Usia 1 Thn
Kira-kira apa sudah bisa dilibatkan? Nuhun
JAWAB:
12) Anak-anak selalu kami ajak ngobrol saat akan menjalani sebuah kegiatan yang kami jadikan projek keluarga. Misalnya: Mudik lebaran. Kami bicarakan apa yang ingin kami capai saat mudik? Siapa yang ingin kami temui? Mana saja yg ingin kami kunjungi? Apa saja yang akan kami lakukan?
Lalu kami berbagi peran dan tugas. Anak-anak juga kebagian meski itu sebatas "Nanti yang ketok pintu Assalamu'alaikum siapa?" Lalu yang membawakan buah tangan siapa? Juga, siapa yang membantu Eyang ke pasar? dll. Beri peran dan tugas sesuai kemampuan mereka, jangan sepelekan kehadiran mereka.
  
13) 
Saya punya 3 orang anak dengan beragam keunikannya. Saya lagi belajar dengan hal kecil. anak-anak diberikan tanggung jawab masing-masing untuk kerjaan rumah karena masih 4 thn dan kakaknya 5,5 thn saya beri tugas yang enteng. Kakaknya menyapu teras adiknya bereskan sepatu sandal. Kadang adiknya suka malas, Jjdi kakaknya suka ngomel. Saya ajak bicara dua-duanya,bertahan disiplinnya paling 3 hr. Mungkin kakaknya bosen ngajak adiknya jadinya suka dia beresin sendiri. Nah, kira-kira yg dilakukan kakanya bagus tidak Pa? kalau adiknya dingatkan terus,apa tidak seperti memaksa?atau dbiarkan saja sampai dia punya keinginan sendiri?
JAWAB:
13) Saya tidak bisa mengatakan harus bagaimana dan bagaimana, sangat situasional.
Yang perlu dipegang oleh ortu setiap hal adalah kesempatan anak untuk belajar dan kesempatan ortu utk menumbuhkan karakterdan kebiasaan baik pada anak2.

Misalnya, kakak bisa belajar banyak bagaimana membuat adik mau melakukan sesuatu dengan senang hati (ini pelajaran kepemimpinan yang penting). Sang kakak juga bisa menumbuhkan sikap baik senang membantu adik, sayang pada adik (bila melakukannya dgn gembira). Sang kakak juga bisa belajar membedakan melakukan sesuatu dgn sukacita dan penuh omelan, termasuk menbedakan hasilnya.

Nah, kira2 pendidikan apa yang bisa didapat oleh sang adik?
Silakan coba dan lakukan.

14)
Bagaimana jika komunikasi tersendat? Siapa yg harus mengalah? Bagaimana tipsnya jika ini terjadi?
JAWAB:
14) Tidak perlu ada yang mengalah, mulai saja belajar mendengarkan (bukan sekedar mendengar), memahami sudut pandang kawan bicara. Letakkan dulu persoalan yang lalu dan segala prasangka yang sudah-sudah
Understand first, then to be understood.

Meski sederhana, itu tidak mudah. Namun sangat layak dikerjakan bilamana menghendaki memperbaiki komunikasi.

Semoga bermanfaat dan berkah

You Might Also Like

0 komentar