Melindungi Anak dari Pornografi (Part2)
Friday, June 29, 2018
RESUME KULWAP HE
BPA Bandung 2
Tanggal: 10
September 2015
wAKTU: 20.00-21.15
WIB
Host, Co-Host,
Notulen: Feni
SME: Harry Santosa
(Founder MLC sekalugus Praktisi HE sejak
1994)
Pemateri: Elma
Fitria
Mengapa anak-anak
kita menjadi rentan terhadap pornografi di jaman ini dan BAGAIMANA CARA MELINDUNGI ANAK dari
PORNOGRAFI
Profil
Narasumber:
Nama Lengkap:
Elma Fitria
(Koordinator
Selamatkan Generasi Emas Indonesia
2045)
Komunitas
edukasi parenting yang membantu ayah dan ibu menggunakan pola asuh lebih baik
di tengah tantangan era digital
Juga membantu
anak dan remaja menjadi berdaya sebagai smart digital native dan terhindar dari
bahaya budaya digital.
Telah aktif
menekuni parenting sejak 2006. Bersama relawan SEMAI 2045, dan dibimbing
langsung Bu Elly Risman - Yayasan Kita dan Buah Hati, selama setahun terakhir telah memberikan
edukasi melalui berbagai semai sosial gratis dan mengisi beberapa seminar
parenting juga seminar ke remaja.
Saat ini juga
dipercaya mengisi konten parenting channel bersama apps android parental
control Kakatu, dan sebuah brand gadget ternama.
---------------------------------
Fanpage :
facebook.com/semai2045
Youtube : semai
org
Website :
www.semai2045.org
Instagram :
semai 2045
No hotline
semai2045 : 0822 1000 2045
No whatsapp pribadi
: 0838 2200 6615

3. Mengapa
anak-anak kita menjadi rentan terhadap pornografi di jaman ini
Karena generasi
anak dan remaja sekarang terindikasi BLAST. Apa itu BLAST
Bored (bosan)
Lonely (merasa
sendirian)
Angry (marah)
dan Afraid (takut)
Stress
(tertekan)
Tired (lelah)
Menurut Mark B
Kastleman (psikolog klinis yang concern ke masalah otak), pebisnis pornografi
menyasar anak-anak yang BLAST. Misalnya anak-anak yang dipaksa mampu calistung
di usia yang sangat dini. Perhatian orangtua hanya terpusat pada akademik
semata. Merasakan beban yang sangat berat dan bullying di sekolah, sedangkan di
rumah ia kesepian karena tidak ada yang bisa diajak bicara. Wajar bila anak
kecil ini merasa stress menanggung semua itu. Ia akan mencari kegiatan yang
membuatnya senang, dan kebanyakan saat ini mereka menghabiskan waktunya dengan
smartphone/ HP nya. Anak anak seperti inilah yang sangat rentan terhadap
pornografi di internet. Dan anak-anak
seperti ini ada di sekitar kita. Bahkan banyak orang tua yang tidak sadar bahwa
anaknya sendiri sebenarnya mengalami BLAST.
Anak-anak tidak
BLAST sejak lahir, mereka menjadi BLAST karena pola asuh orang tua yang tidak
tepat. Masalahnya adalah orang tua kadang tidak sadar bahwa ada yang salah
dengan pola asuh mereka.
Anak-anak sudah
BLAST duluan sehingga mereka sudah keburu butuh mencari kenyamanan dari luar
dirinya. Di sinilah bahayanya era digital, jika anak-anak tidak mendapat
arahan.
Jika jaman dulu,
orang harus berniat besar dan susah payah mencari konten pornografi, maka tidak
demikian di jaman sekarang. Sekarang pornografi dalam berbagai bentuk bisa
ditemukan di internet. Ada
gambar, video, komik digital, meme, audio, tulisan, iklan, link ke situs porno,
dll. Semuanya bisa muncul dengan mudah ketika anak klak klik di gadgetnya. Jika
anak tidak dapat sendiri, besar kemungkinan dapat dari teman, hasil share, ga
sengaja ke-klik, dapat virus, dll.
Di jaman ini, pornografilah yang mendatangi
anak-anak.
Di sisi lain,
anak-anak kita adalah Digital Native. Mereka sudah akrab dengan era digital
sejak lahir. Semua yang digital dianggap wajar, karena mereka sudah lihat itu
sejak mereka lahir. Karena dianggap wajar, maka wajar juga kalau mereka menganggap semu ayang datang dari
internet adalah wajar. Apalagi jika kita orang tuanya, tidak memfilternya.
Kenyataannya, menurut penelitian Yayasan Kita dan Buah
Hati, di tahun 2014, 92% siswa kelas 4,5 dan 6 mengaku telah melihat
pornografi. 60% melihat pornografi di rumah sendiri maupun rumah temannya.
Ini cocok dengan
pernyataan Mark B. Kastleman bahwa target pebisnis pornografi adalah anak-anak
(terutama laki-laki) mulai usia 7 tahun.
Kebanyakan siswa
mengaku melihat adegan porno di film yang mereka tonton di bioskop dan DVD,
video clip, situs, games dan komik. Selebihnya melihatnya di sinetron dan
siaran-siaran televisi lainnya, juga iklan.
Padahal anak-anak mampu mengingat 50% apa yang mereka
lihat dari tayangan audio visual kendati ditayangkan sekilas.
Menurut John
Harmer, seorang ahli hukum mengenai pornografi di Amerika Serikat,
ketidaktahuan orangtua tentang apa yang terjadi dalam hidup anaknya, bahwa
anaknya adalah target pornografi, dan berkurangnya sensitifitas orangtua
terhadap pornografi dan menerima pornografi sebagai humor, adalah situasi yang
sangat membahayakan bagi anak.
Bencana yang
paling besar adalah ketika para orangtua tidak sadar ada bencana.
4. BAGAIMANA CARA MELINDUNGI ANAK dari PORNOGRAFI
Kedua cara ini
menggunakan prinsip yang sama : Perbaiki Pola Asuh Orang Tua.
Tujuannya : Anak
sadar bahwa pornografi itu berbahaya. Anak sadar bahwa orang tuanya siap untuk
mendampingi anak sebagai sumber kasih sayang dan perlindungan.
Sejak sekarang,
Ayah Bunda duduk bersama dan bersama melakukan ini :
·
Rumuskan Tujuan Pengasuhan
–tidak fokus hanya pada akademik semata.
·
Berlandaskan ajaran
spiritual ajarkan bagaimana Islam
mengatur masa baligh, interaksi dengan lawan jenis, perintah menundukkan
pandangan dan menjaga kemaluan, dll.
·
Mendidik sesuai fitrah
perkembangan otak anak
·
Pendidikan di rumah (petugas
utama Ayah dan Ibu), sementara Pembelajaran di sekolah Co Parenting.
·
Pastikan menumbuhkan : LEKAT,
DEKAT, baru jadi SAHABAT
·
Perbaiki pola komunikasi :
Komunikasi Baik, Benar, Menyenangkan. Dimulai dari : Baca Bahasa tubuhnya.
Dengarkan Perasaannya. Mendengar aktif. Hindari komunikasi parentogenik (12 gaya popular).
·
Gadget & Internet Sehat, Arahkan
menjadi SMART DIGITAL NATIVE
Untuk Penanggulangan, tambahkan :
·
Tentukan masalah – dapat
menyelesaikan sendiri atau dibantu
·
Tanyakan skala ketergangguan
akibat kecanduan pornografi. Skala 1 sangat tidak terganggu, sampai skala 10
Sangat terganggu.
·
Dorong ia mengidentifikasi
perubahan yang terjadi dalam kehidupannya akibat dari kecanduan pornografi.
·
Bekerjasama menyelesaikan
masalah
Untuk melengkapi
penjelasan no 3 dan 4, bisa disimak di link video video berikut :
10 Ciri Seseorang Mengidap Kecanduan Pornografi :
Langkah yang bisa dilakuan orang tua menangani anak
yang terkena pornografi :
~~~~~~~~~~~~~~~TANYA JAWAB~~~~~~~~~~~~~~~
1)
Apa yg hrs ortu lakukan jk anak terpapar Pornografi Dan bisakah itu
"dibersihkan"?
JAWAB:
1)
Lebih detailnya bisa dilihat di link video yang https://www.youtube.com/watchv=JJHkZcknze4
. Urutan garis besarnya bisa saya jelaskan sebagai berikut :
·
Kenali dulu kejadiannya. Apakah
ini pertama kalinya terpapar atau sudah
kesekian kalinya . Apa efeknya yang bisa kita lihat. Ini sangat tergantung
seterbuka apa anak pada orang tuanya. Kalau yang di video itu, ceritanya orang
tua tahu setelah anak kecanduan. Dan anak memang tidak terbuka. Ini contoh yang
cukup akut, karena orang tua kecolongan dan harus melacak apa saja yang bikin
kecolongan selama ini
·
Perbaiki komunikasi dengan anak.
Ubah cara komunikasi kita menjadi komunikasi Benar, Baik, dan Menyenangkan.
Mulai dari belajar baca bahasa tubuh anak, ini penting untuk tahu apa yang anak
rasakan, apakah dia jujur atau tidak, dst. Mendengarkan perasaannya ketika dia
sudah mulai mau cerita, dengan cara mendengar aktif. Menghindari 12 gaya parentogenik dalam
berkomunikasi.
·
Sampaikan pesan kita dengan
cara yang empatik kepada anak, mulai dari menjelaskan bahaya pornografi dengan
cara bicara yang tenang dan perlahan. Dilarang panik . Kenali karakter diri
kita sebagai orang tua dan karakter anak, sehingga kita paham keunikan anak,
dan bisa mengajak anak melihat bahwa dia bisa fokus pada keunikannya, dan sama
sekali tidak butuh pornografi untuk kesenangannya.
·
Setelah terjalin komunikasi yang
baik. Anak dan orang tua sudah saling terbuka dan saling menyempaikan
harapannya, maka mulailah memetakan masalah. Sebenarnya yang anak kita alami
itu separah apa sih. Berhubung terpapar pornografi itu sesuatu yang (pasti)
terasa memalukan untuk anak, maka biasanya anak tidak akan langsung terbuka
terhadap sittuasi sebenarnya. Oleh karena itu, memetakan masalah dan menentukan
strategi baru bisa dilakukan setelah komunikasi diperbaiki dan kondisi emosi
sama sama sudah terbuka. Khusus untuk memetakan masalah dan menentukan strategi
ada urutan caranya, supaya kita bisa benar-benar membersihkan efek keterpaparan
pornografi itu dari pikiran anak. Tentukan masalah dapat menyelesaikan sendiri atau dibantu
·
Tanyakan skala ketergangguan
akibat kecanduan pornografi.
Skala 1 sangat tidak terganggu, sampai
skala 10 Sangat terganggu.
·
Dorong ia mengidentifikasi
perubahan yang terjadi dalam kehidupannya akibat dari kecanduan pornografi.
·
Kesimpulannya, tentukan skala
masalah. Skala 0 : Tidak ada Masalah, Skala 1 : ada masalah, bisa diselesaikan
sendiri. Skala 2 : Ada
masalah, butuh bantuan oranglain. Dst
·
Bekerjasama menyelesaikan
masalah : Bangun Kerjasama agar orang yang kecanduan mengatakan kepada kita
jika ia merasa ingin melihat pornografi. Ciptakan kata sandi yang disepakati
kedua belah pihak seperti apa kadar keinginannya itu. Mis. Bola pingpong untuk
yang sedikit ingin, bola kasti atau bola basket untuk yang semakin meningkat
kadarnya.
Sepakati langkahnya agar anak mampu
:
- HADAPI – Ajarkan ia sanggup menghadapi
apa yang ia rasakan
- GANTIKAN – Ajarkan ia kegiatan
pengganti yang dapat mengalihkan keinginannya
- BERSAMA ORANG LAIN – Ajarkan ia
untuk menemui orang lain yang bisa menemani dan mencegahnya
- PENGHAYATAN Tentang keberadaan
TUHAN – Ajarkan ia mengingat Tuhan dan berdoa setiap kali menginginkan
pornografi.
- Jika seluruh tindakan di atas sudah dilakukan, dan tidak menunjukkan perbaikan yang memuaskan, sudah waktunya ia mencari bantuan profesional.
2)
"Gadget dan internet sehat, arahkan mnjdi smart digital
native" itu contohnya seperti apa bun Apaka kita perlu membuat batasan
pada anak2 kita perihal gadget ? Batasan2nya itu sperti apa?
JAWAB:
2)
Batasannya :
1.
Batasan usia terkait interaksi
dengan gadget atau apapun yang punya screen/layer.
Misalnya, anak usia 0-2 tahun tidak boleh terpapar layar sama sekali. Di atas
usia 2 tahun, anak anak sudah boleh melihat layar sebagai bagian dari tools
edukasi, jadi jelas tujuannya apa, dan itu pun waktunya terbatas.
2.
Batasan kualitas, dalam arti,
apa yang dilakuakn dengan gadget tersebut. Sekali lagi, gadget adalah tools
edukasi. Dan hanya salah satunya. Kita pakai gadget untuk melakukan edukasi
tertentu yang memang sulit kita lakukan tanpa gadget. Artinya pemakaian gadget
pun kita pantau, aplikasi apa yang dipakai. Memasuki usia SD, anak akan mulai
memandang gadget sebagai alat bermain. Pastikan permainan yang mereka gunakan
itu mendidik dan steril. Pastikan juga batasan waktunya masih sehat. Dan ketika
bermain, jangan terhubung ke internet.
3.
Ketika anak sudah bisa
dipahamkan fungsi dasar gadget adalah alat komunikasi dan informasi, anak bisa
sesekali menggunakan gadget untuk browsing informasi positif misalnya membantu
belajar. Semua itu dalam pendampingan orang tua.
4.
Ada usia tertentu
yang cukup aman untuk punya HP sendiri. Fungsi utama HP sebagai alat
komunikasi, jadi sebaiknya HP bukan yang terhubung ke internet. Kalau anak menggunakan HP berinternet, dibawa
sendiri ke sekolah, maka pola penggunaannya akan sangat tercampur dengan pola
penggunaan teman-temannya yang belum
tentu benar.
3)
Baik teh Elma, kalau bgtu kira2 peran ayah secara spesifik dlm hal
ini apa saja Teh?
JAWAB:
3)
Pada dasarnya, anak melihat ayah sebagai acuan standar nilai. Ibu
yang rajin shalat akan sulit berpengaruh kuat dalam pendidikan shalat ke anak,
kalau sang ayah justru tidak shalat. Contoh lain : Jika Ibu mengatur waktu
bermain gadget, menentukan permainan yang sehat untuk anak. Maka itu semua
tetap akan sulit berpengaruh, jika Ayah justru membebaskan tanpa arahan sama
sekali, terlalu permisif atas segala sesuatu. Sosok ayah yang hadir dan
menunjukkan kualitasnya sebagai laki-laki yang baik, akan membantu anak
laki-laki punya konsep tentang laki-laki yang baik, dan itu membuat anak
laki-laki menjadi ingin seperti ayahnya.
Ini juga berpengaruh ke anak perempuan. Anak perempuan jadi punya
role model laki-laki yang baik itu seperti apa, sehingga dia tahu harus memilih
teman seperti apa, pada akhirnya punya standar yang baik ketika memilih suami
kelak. Menurut penelitian Ibu Diah Karim, psikolog ahli dari Yayasan Kita dan
Buah Hati. Kurangnya peran ayah bagi anak laki-laki akan menyebabkan anak
terlibat kenakalan, cenderung agresif, terkena narkoba, bahkan seks bebas. Kurangnya
peran ayah bagi anak perempuan akan menyebabkan anak depresi dan terlibat seks
bebas. Ada
analogi yang menarik, yaitu bendungan. Peran ibu ibarat air yang mengisi
bendungan. Peran ayah ibarat tembok bendungan yang kokoh. Anak yang kekurangan
peran ibu akan cenderung keras dan tidak sensitif, karena bendungannya kering.
Anak yang kekurangan peran ayah akan cenderung tidak bermoral karena tidak ada
penjagaan tembok nilai, batasan, dan arahan nilai.
Contoh : banyak anak perempuan yang kekurangan peran ayah, cenderung
"mengobral perasaan" dan secara tidak sadar menjadikan dirinya
"korban" dari laki-laki tidak baik
4)
Mau nanya bagaimana jika pengaruh terbesar adalah lingkungan siro
hidup di lingkungan yg menurut siro lingkungan yg kurang baik dalam artian dmn
masyarakat masih kurang paham tentang pendidikan anak yg secra mndalam. Lingkungan
siro sekarang anak2 lebih suka bermain game dan orangtua nya pun tak keberatan
berpa lama anak main game ,,, mereka tak peduli anak2 mereka apakah sdah
terpapar pornografi atau ngga Lalu
bagaimana yaaa yg harus siro lakukan Karena siro punya adik dan keponakan yg
memang aga susah untuk nurut karena mereka lebih senang dg teman2 nya untuk
main game. Klo di rumah ga ada laki2 gmn yaaaa the, soalnya bapak dan suami
siro kerja pulang sore
JAWAB:
4)
Kalau anak-anak sudah lebih lekat dengan teman-temannya, khususnya
dalam hobi nge-game, dan sulit dikendalikan, dan sulit dibatasi oleh orang
tuanya atau kakaknya. Kia harus akui : Kita sudah kecolongan, kita sudah
tertinggal. Oleh karena itu, kita harus membalikkan keadaan. Bagaimana caranya
anak kita lebih tenang, lebih lekat, lebih nyaman dengan perilaku kita di
rumah.
Caranya perbanyak aktivitas yang menyenangkan dan positif bagi
anak-anak di rumah. Misalnya, buat anak laki-laki, perkenalkan aktivitas
motorik yang lebih aktif dan lebih variatif, seperti olahraga, atau otomotif
(merawat kendaraan), atau perawatan rumah. Dengan begitu, anak laki-laki
mengenal banyak aktivitas yang lebih menarik dan lebih menyenangkan daripada
main game. Lebih efektif lagi jika yang melakukan hal ini adalah laki-laki.
Apakah itu ayahynya, kakak laki-lakinya, pamannya, atau siapa pun. Kalau yang
memperkenalkan ini semua adalah perempuan, maka tidak terlalu efektif.
Jadi mencegah dan membelokkan anak anak dari bermain game tidak bisa
hanya dengan instruksi verbal saja. Butuh aktivitas pengalih yang jelas menarik
bagi anak di rumah. juga untuk memperbaiki cara komunikasi dengan anak menjadi
komunikasi Baik Benar Menyenangkan, sehingga anak merasa terhubung, diterima,
dipahami, dan dipenuhi kebutuhan psikologisnya di rumah. Dan dia tidak perlu
mencarinya dari teman-temannya. Komunikasi Baik Benar dan Menyenangkan ini
cukup panjang kalau dibahas detail, baiknya di kesempatan kulwap lain saja
Para laki-laki
ini harus ambil tanggungjawab. Tidak bisa tidak. Peran laki-laki ini tidak bisa
didelegasikan. Ustadz Bendri Jaisyurrahman pernah bilang :
Jika ibu adalah madrasah bagi anak, maka ayah adalah kepala sekolahnya. Baik
tidaknya sekolah ini ya tergantung si kepala sekolah. Apa yang perlu dikerjakan
oleh ayah atau laki-laki di rumah, sudah saya bahas tadi. Tinggal mau untuk
megatur waktu untuk mengerjakannya saja. Saya perlu sampaikan ini straight to
the point, karena yang kita bahas dari tadi siang ini adalah salah satu gejala
fatherless generation. Pembahasan pornografi menjadi penting karena kasusnya
sudah banyak dan masif, dan hampir semua ada hubungannya dengan peran ayah yang
kurang optimal di keluarga. Semoga membantu dan semoga berkenan
0 komentar