Pantaskan Dirimu

Sunday, June 03, 2018

Bismillah...
Akhirnya mulai nulis tentang ini padahal usia bayinya udah 10 bulan.. hehehe..Tapi ga ada kata terlambat kaaan...Siapa tau tulisan ini bermanfaat untuk yang membacanya.

Saya dan suami menikah tepatnya tanggal 06 Maret 2016. Setelah menikah kami memutuskan untuk LDM terlebih dahulu karena saya memutuskan untuk resign setelah Idul Fitri. Alasannya???Biar dape THR. hahaha..sayaaang kaan. Emak emak ga mau rugi hehehe..Awalnya sih suami menolak tapi setelah dirayu akhirnya meng-iyakan juga hehe..

Awalnya soal anak ini kami santai-santai aja ya. Toh semua Allah yang mengaturnya. Kita hanya berusaha dan berdoa. Kita tau bahwa anak ini adalah benar-benar haknya Allah mau ngasih kapan. Pastinya setelah menikah kita ditanya, "udah hamil belum?". Kita berdua sih jawabnya juga santai aja, "Belum, mohon doanya aja". Toh kita masih LDM juga.

Tetapi akhirnya rasa santai dan biasa tersebut berubah menjadi "kejengkelan", puncaknya saat momen Idul Fitri. Biasalah yaa, momen Idul fitri itu selain ajang silaturahim jadi ajang saling tanya urusan pribadi. Pasti yang belum nikah ditanya kapan nikah, yang udah nikah ditanya udah hamil belum, yang udah punya anak ditanya kapan nambah anak daaan seterusnya.hehe Kadang ini yang bikin males kalau kumpul keluarga besar dan tetangga meski mungkin maksud mereka baik.

Naah, waktu itu ada seseorang yang nanya ke saya dengan nada dan ekspresi muka yang tidak enak "Udah hamil belum?" Saya jawab seperti biasa, "Belum, mohon doanya ya Bu". Terus nanya lagi "Kapan hamilnya dong, A mah udah nikah langsung hamil, B juga bla bla bla...Sekarang udah berapa bulan nikah?". Sungguh ini sangat mengganggu banget, saya paling ga suka dibanding-bandingin. Nanya kesaya kapan hamil, laah masih dengan sabar saya ladeni "Mohon doanya aja Bu, saya kan jauhan sama suami" sambil senyum manis.

Okeee, entah kenapa saya merasa gondok dan kesel banget ditanya kaya gitu, padahal selama ini nyantai aja. Saya rasa saya sudah mencapai batasnya..hehehe..Sampai akhirnya saya termakan omongan Ibu-Ibu tidak bertanggung jawab tadi dan bertanya pada Allah..."Ya Allah, benar juga apa kata Ibu tadi, kenapa saya belum Engkau karunia anak ya Rabb?".

Saya menceritakan semua kegelisahan saya setelah ditanya Ibu-Ibu tadi pada suami. Suami hanya bilang, "Ga usah mikirin apa kata orang. Yang ngejalanin kita, mereka ga tau apa-apa. Bismillah aja. Terus bedoa dan ikhtiar". Alhamdulillah suami selalu memberikan ketenangan disaat saya sedang gundah gulana.  hehe

Sampai suatu hari saya dapat sebuah link group telegram dari adik kelas kesayangan saya yang isinya mengenai Magnet Rezeki. Didalam group itu ada audio ceramah yang berjudul "Cara Cepat Mempunyai Keturunan". Woow menarik. Saya dengarkan dengan seksama daaan membuat saya beristighfar dan memohon ampun pada Allah. Saya merasa saya sudah melampaui batas, saya merasa benar-benar termakan omongan Ibu-Ibu yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Diceramah tersebut disebutkan bahwa "Anak adalah hak Allah. Kita tidak bisa dan boleh memaksa Allah untuk memberikan kita anak. Siapa kita berani beraninya memaksa Allah?" Istighfar...Setelah kejadian dengan Ibu-Ibu itu nampaknya saya sudah memaksa Allah untuk memberi anak pada saya dan suami, Astaghfirullah.

"Allah akan memberikan amanah ketika Allah menilai kita sudah sanggup untuk menjalankan amanah tersebut. Jadi ketika kita ingin diberikan amanah anak oleh Allah, apakah kita sudah pantas menjadi orang tua?". Jleeeb..Ko ini menusuk banget yaa.. Mungkin memang saya belum pantas menjadi orang tua, selama ini Allah belum memberikan kami anak karena Allah ingin saya dan suami memantaskan diri dulu untuk menjadi orang tua. Agar kelak ketika Allah amanahi seorang anak, kami sudah SIAP untuk menjalankan amanah tersebut.

"Anak adalah rezeki, salah satu jalan untuk mendatangkan rezeki ialah dengan bersedekah". Hal ini juga menjadi perhatian saya dan suami. Sudah kah kami mengeluarkan zakat profesi tiap bulan??sudah kah kami menyisihkan harta untuk orang yang harus mendapatkannya??karena dalam harta kita ada hak orang lain juga.

Setelah mendengar ceramah itu, saya dan  suami merumuskan banyak hal agar kita pantas menjadi orang tua;
1.  Perbanyak tahajjud
2. Perbanyak dhuha
3. Perbanyak Ilmu pareting. Ikut banyak komunitas parenting
4. Baca buku tentang parenting
5. Perbanyak sedekah.
6. Perbanyak doa.

Saya tidak lagi berdoa agar Allah memberi anak pada kami, tapi saya berdoa agar Allah memberikan jalan pada kami agar kami pantas menjadi orang tua yang baik dan pantas melaksanakan amanah tersebut.

Kami terus berdoa dan berikhtiar agar kami siap lahir batin untuk amanah tersebut. Selain itu dari segi ilmu kesehatan, kami memperbaiki pola hidup kami, yang kami lakukan adalah;
1. Rutin olah raga minimal 1 minggu sekali (jogging minimal 5km)
2. Saat bangun tidur langsung minum air mineral 1 gelas
3. Kurangi makan goreng-gorengan. Kami lebih sering makan makanan yang dikukus
4. Perbanyak konsumsi buah dan sayur. Setiao hari minimal 1 gelas jus.
5. Tidak begadang.

Semua persiapan itu kami lakukan dalam waktu satu bulan dan akhirnya Allah Swt benar-benar memberikan amanah tersebut.

You Might Also Like

0 komentar