Belajar Bagimana Caranya Belajar (Materi Matrikulasi IIP Batch#3)
Wednesday, March 01, 2017
RESUME PROGRAM MATRIKULASI IIP SESI KE-5
JUDUL MATERI: 📝BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR📝
Waktu: Selasa, 21 Februari 2017
Fasilitator: Zaenab Dwi U. & Ina Sinardi
Notulen: Della Widayana
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
📝BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR📝
Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,
Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.
Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar.
Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.
Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa.
Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan
Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.
Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.
Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.
Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?
Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :
1⃣Belajar hal berbeda
2⃣ Cara belajar yang berbeda
3⃣Semangat Belajar yang berbeda
🍀 Belajar Hal Berbeda
Apa saja yang perlu di pelajari ?
yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:
🍎Menguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya
🍎Menumbuhkan karakter yang baik.
🍎Menemukan passionnya (panggilan hatinya)
Cara Belajar Berbeda
Jika dulu kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.
Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.
Misalnya :
👍Ibu jari : How
👆Jari telunjuk : Where
✋Jari tengah : What
✋Jari manis : When
✋Jari kelingking : Who
👐Kedua telapak tangan di buka : Why
👏Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.
Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya
Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.
Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik
Apa itu berpikir skeptik ?
Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.
Semangat Belajar Yang berbeda
Semangat belajar yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :
🍀Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.
🍀Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.
Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).
Yang harus dipahami,
Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita
Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?
• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan
Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah
Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.
Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.
🚫 Sebaliknya jangan meratakan lembah
yaitu dengan menutupi kekurangannya,
Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).
Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.
Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.
Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.
Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?
Caranya adalah :
1⃣ Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati
2⃣Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3⃣Mengetahui passionnya
Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.
Good is not enough anymore we have to be different
Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).
Peran kita sebagai orang tua :
👨👩👧👧Sebaga pemandu : usia 0-8 tahun.
👨👩👧👧Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.
kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya
👨👩👧👧sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.
Cara mengetahui passion anak adalah :
1⃣ Observation ( pengamatan)
2⃣ engage(terlibat)
3⃣ watch and listen ( lihat dan dengarkan suara anak)
Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.
Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.
Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.
Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :
1⃣Melatih anak untuk belajar bertanya,
Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.
2⃣Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya
3⃣Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari
4⃣Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.
Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber bacaan :
Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014
Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009
------------------------------------------------------------------------------------
Vidio Materi#5 Matrikulasi IIP:
Https://youtu.be/Wt93RCc6_rs
------------------------------------------------------------------------------------
DISKUSI:
1⃣ Pertanyaan Bunda Nury - Cilegon
1. Bagaimana melatih anak untuk gemar bertanya dan meningkatkan rasa ingin tahunya sedari dini?
2.Bagaimana melatih anak berpikir skeptik?
3. Apa perbedaan berpikir skeptik dengan berpikir kritis?
4. Tentang jangan meratakan lembah. Bagaimana dgn anak yang sekolah formal dgn tuntutan nilai? Bila nilai buruk lalu perlu les tambahan. Apa ini benar benar harus dihindari?
Jawab :
Hai Bunda Nury 😊
1⃣Agar anak gemar bertanya tentang berbagai hal, yang perlu bunda lakukan sebagai orang terdekatnya adalah senantiasa membersamai anak beraktivitas khususnya di usia balita, kenalkan berbagai aktivitas yang menyenangkan bagi mereka (bukan bagi kita), dengan sendirinya rasa ingin tahu (penasaran) anak akan tumbuh melalui bertanya atau mencoba hal-hal baru.
Adapun teknis yang bisa dilakukan untuk membuat aktivitas ini menenyengkan, bisa mengikuti tips Materi 5 ini menggunakan jari atau berkreasi sendiri ☺😉
2⃣Melatih anak berpikir skeptik harus dimulai dari diri sendiri dulu, anak-anak meneladani segala perbuatan dan tingkah laku kita (baik dan buruk). Dengan membiasakan anak bertanya dan kita memberi penjelasan yang bisa mereka mengerti akan mempermudah sekaligus membiasakan anak berpikir skeptik.
3⃣ Berpikir skeptik terkait repon terhadap informasi sedangkan seperti berpikir kritis merupakan mental, (menurut ahli Mertes 1986) adalah proses yang disengaja dan dilakukan secara sadar untuk menafsirkan sekaligus mengevaluasi sebuah informasi dari pengalaman, keyakinan, dan kemampuan yang ada).
4⃣Jawaban praktisnya....jangan memasukkan anak ke sekolah formal yang dengan tuntutan nilai 😁(mngkn mksd Bunda semua nilai pelajarannya bagus).
Bila tidak ada pilihan lain, Bundalah yang harus mengubah mindset bhw tentang "semangat belajar yang bebeda" dgn demikian imbasnya adalah anak tidak akan sangat tertekan karena kemampuannya di suatu mata pelajaran kurang ditambah orangtuanya menuntut nilainya hrs bagus.
Tentang les tambahan karena anak kurang di situ, kenapa tidak lbh digali lagi subjek apa lebihnya dan membuat anak senang melakukannya....dengan demikian subjek yang kurang tersebut akan terturupi dengan yang lebih. Kembali lagi bahwa semua anak tidak sama potensinya meski kembar identik sekalipun. ✅
2⃣ Pertanyaan Bunda Mimi - Medan
1. Bagaimana cara menyikapi anak yg terlalu gemar bertanya, sdgkan kapasitas keilmuan kita kurang memadai untuk menjawab semua pertanyaannya ? Khawatirnya sianak kurang puas dgn jawaban kita sehingga membuat dia malas bertanya.
Jawaban :
Hai Bunda Mimi 😊
Anak yg gemar bertanya tandanya memiliki rasa ingin tahu (intelectual curiousity) yg besar dan ini pertanda yg baik untuk fitrah belajarnya. Tinggal diarahkan bagaimana gemar bertanyanya ini menjadi Terampil bertanya dengan konsep (5W+1H) : What, Who, When, Why, Where, Which one, dan How. Agar terbangun kreativitas anak serta pemahaman terhadap diri sendiri dan dunianya.
Jika kapasitas keilmuan kita kurang memadai untuk menjawab semua pertanyaannya, kita berperan sebagai pendamping untuk mengarahkan anak2 mencari informasi yg benar dan tepat. Bunda tidak perlu malu kalau memang tidak tahu dan tidak perlu merasa paling tahu. Lebih baik bunda tawarkan kpd anak untuk mencari informasi bersama2 atau arahkan mencari informasi kpd ahlinya.✅
2. Jika kita fokus meninggikan gunung, lalu bagaimana cara kita mengatasi kelemahannya ? (mungkin ada cara/triknya)
Jawaban :
Sudah kita pahami bersama istilah "Strategi meninggikan gunung bukan meratakan lembah" maksudnya adalah dgn menggali kesukaan, passion dan kecintaan anak kita thdp hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orgtuanya mensupportnya semaksimal mgkin. Sebaliknya tidak meratakan lembah yaitu dengan menutupi kekurangannya.
Cara mengatasinya dengan membuat anak menyukai apa yg sebelumnya tak disukainya. Misalnya anak tak suka matematika, bukan dgn memaksanya kursus matematika untuk menutupi kekurangannya. Namun bs dgn mencari metode yg mudah dan menyenangkan agar anak bs menyukai matematika. ✅
3⃣ Pertanyaan dari Bunda Dhita - Pontianak
1. Perlukah anak mengikuti PAUD?? Mengingat saat ini pemerintah pun sedang gencar menginisiasi PAUD.
Jawaban :
Hai Bunda Dhita 😊
Kalau secara pribadi saya ditanya pertanyaan diatas, maka saya cenderung setuju dgn pendapat para psikolog seperti bunda Elly Risman yg mengatakan bahwa PAUD "TIDAK PERLU", yg diperlukan anak usia dini adalah KELEKATAN/BONDING DENGAN ORANGTUANYA. Karena kelekatan dgn Ayah-Bundanya, terutama IBUnya akan menjadi modal utama menapaki hidupnya dimasa akan datang.
Saya kutip jawaban seorang psikolog dengan pertanyaan yg sama 👆sebagai berikut :
Jika diperlukan PAUD ataupun tempat penitipan terbaik adalah 'RUMAH' dan penjaga/pengasuh/guru terbaik adalah 'IBUNYA'.
Tapi jika harus menitipkan anak karena ibu mau tidak mau HARUS bekerja. Maka silahkan cari tempat penitipan anak dengan syarat :
1. Visi misi sekolahnya sama dengan visi misi orangtua
2. Kental muatan agamanya. Sehingga dari sejak dini anak belajar memahami dan memiliki karektristik sebagai muslim bukan cuman sekedar stimulasi perkembangan sj (buat yang muslim).
3. Guru2nya friendly dan tahu memperlakukan anak kecil (memiliki kecerdasan emosi yang baik dan tidak suka berteriak)
4. Guru2nya memiliki pemahaman/ilmu mengenai tumbuh kembang anak yang mumpuni
5. Guru2nya mampu berkomunikasi dengan baik pada orang tua
6. Lihat porsi guru dengan banyaknya siswa di kelas. Idealnya 1 guru dengan 3 orang siswa. Jika tdk memenuhi hal tersebut, jangan dititipkan. Apalagi jika anaknya dibawah 5 tahun. Jika tetap mau dititip maka resiko ditanggung sendiri.
7. Lihat fasilitas sekolah, SOP kebersihan sekolah. Minta SOP penanganan anak ketika terjadi kecelakaan, SOP-SOP yang lainnya.
8. Cek kurikulum tempat penitipan anak (buat sy, ini wajib ada), bukan cuman sekedar di titip doang.
9. Tanyakan jadwal apa sj yg dilakukan anak dari senin sampai jumat. Trus kegiatan ekstra nya apa sj
10. Tanyakan di situ apa ada kelas parenting untuk orang tua?. Biar ketahuan, sekolah membangun komunikasi yg baik atau nggak dengan orang tua murid.
11. Apa ada kelas edukasi untuk para gurunya?. Buar ketahuan gurunya ilmunya berkembang atau tidak.
11. Di sekolah tsb/ tempat penitipan, ada organisasi orang tua atau tidak?
12. Terakhir, tanyakan di situ ada dokter anaknya yg rekomended?. Di sekolah itu ada psikolognya nggak??. Dua hal ini sama pentingnya dengan point2 di atas.
Anak di bawah 5 thn idealnya masih bersama ibunya. Tapi klo harus di titip maka ORANGTUA anak wajib melakukan hal2 di bawah ini :
1. Sebelum anak di masukkan ke tempat penitipan atau sekolah. Yang harus trial di sekolah bukan cuman anak tapi utamanya orangtua (ibu atau bapak), jangan cuman sekedar menitipkan, selesaikan administrasi setelah itu langsung meninggalkan anak di sekolah. Biar ngerti bin paham apa saja yg diberikan ke anak. Dan juga paham standar pemberian pengetahuan ataupun stimulasi yg diberikan ke anak.
2. Lakukan ke 12 point di atas. Klo mau ditambahkan silahkan.
3. Bangun komunikasi dengan sekolah. Saat menjemput, minta gurunya ngobrol dgn ibu atau bapak yg jemput minimal 30 menit dan minta dia ceritakan kegiatan anaknya seharian itu . Selain itu, minta gurunya kasi PR ke kita sebagai orang tua si anak. Biar stimulasi atau pemberian pendidikan di sekolah bisa berlanjut di rumah dan konsisten
4. Minta jadwal selama seminggu itu, jadi saat di hari sabtu dan ahad/minggu kita tahu cara buat jadwal belajar/berkegiatannnya di rumah yang tetap konsisten dengan sekolah. Jangan karena libur sekolah, orang tua juga libur kerja dianggaplah anak boleh melakukan apa sj, boleh telat bangun, boleh telat makan, sesuka-sukanya si anak deh. Ini merusak segala macam hal (kedisiplinan dan konsistensi) yg telah dibangun di sekolah (ini untuk sekolah yg bagus yah. Krn ada juga sekolah yg hanya memang unuk dititipi doang)
5. Rajin2 ikut pertemuan orang tua
6. Rajin2 ikut kelas parenting
7. Rajin2 ketemu sama psikolognya buar tahu perkembangan anaknya sudah sampai mana dan apa masalahnya.
8. Segera melapor ke pihak sekolah atau psikolognya klo anak inkosisten atau mengalami keluhan
Curhat psikolog: sy sering sedih, banyak orang tua yg datang ke sy, mengeluh: bu, anak sy kok di sekolah bisa makan sendiri di rumah tidak mau makan klo tdk disuap?. Atau keluhannya begini: bu, kok di sekolah anaknya luar biasa pandai makan sayurnya, di rumah tidak.
Setelah dicek di rumah, banyak yg missing dengan sekolah. Ahhh... beginian sering bikin sedih.
9. Diantara kesibukan orang tua, tolong baca buku parenting 1 buku untuk 3 hari. Trus rajin2 diskusikan berdua sama pasangan biar satu cara pandang teknik pengasuhan.
10. Usahan yang menjemput di sekolah bukan si bibi tapi ayah atau bundanya
11. Sampai di rumah usahakan anak tetap sering2 dipeluk disayang dan diajak cerita. (Sering baper lihat anak 2 thn yg dititip sm orang tuanya)
12. Jika tdk bisa memberikan kuantitas pertemuan ke anak maka jaga kualitas pertemuan tsb.✅
2. Untuk mendidik anak perempuan, setelah penanaman ilmu agama, tauhid, dll, kemudian Lebih baik lebih dahulu diarahkan ke fitrah perempuan sebagai Ibu (misal: mengasihi, bisa memasak, bersih2, dll) atau ke pengetahuan umum (misal: diarahkan utk bisa membaca, menulis, berhitung, bhs.asing, dll)???
Jawaban :
Menurut buku FBE Ust. Harry Santosa, urutannya kelengkapan fitrah manusia adalah :
1. Fitrah Keimanan
2. Fitrah Belajar
3. Fitrah Bakat
4. Fitrah Perkembangan
5. Fitrah Gender/Seksualitas
6. Fitrah Estetika
7. Fitrah Sosial
Sehingga setelah fitrah iman, fitrah belajar (pengetahuan umum) didahulukan baru kemudian fitrah gender (keperempuanan).✅
4⃣ Pertanyaan dari Bunda Putri - Bangka Belitung
1. saya mngjar anak2 bun dri usia 4-9 tahun, saya bingung, gimana caranya spy anak2 aktf bertnya tdk hnya mndngarkn saja..
Prnah saya coba ksih tema yg mnrik tpi ttp aja mrka gak ngomong, klu saya gk nanya dlu mrka gak ngomong..
2. Saya pnya adek msih 2 tahun bun, hobinya main gadget nonton permainan2 anak,, adek saya ini klu ngmong jarang, tapi klu kita tnya, dia sangt aktf bercrta akhirnya,, apkh sikap dia sprti itu krn efek sering main gadget ya bun?
3. Nonton permainan dgadget, baik itu krna ingin mmbiasakn anak mndngarkn bhsa inggris atau dgn alsan biar anak dbiasakn dwktu kcil biar nnti klu udh bsar udh bosen dgn gadget, nah itu sbnarnya tepat atau krang tepat y bun?
Jawab:
Hai Bunda Putri 😊
1⃣Jawaban hampir sama dengan pertanyaan Bunda Nury No 1.
Cara yang dilakukan sudah benar dan butuh pengulangan2, karena merubah suatu kebiasaan tidak selalu instant dan bila perlu dicoba hal-hal yang lebih kreatif lagi. Intinya sebagai pendidik "trial and error" dalam menerapkan suatu metode untuk hasil sesuai yang diharapkan.
2⃣ Dua tahun sudah beraktivitas dengan gadget...wowww 😱, untuk apa dikenalkan sedini mungkin dan pastilah anak seusia itu sangat tertarik dengan berbagai tools dan tampilannya. Orang dewasa saja kalau berinteraksi dengam gadget dan tidak mengontrol diri.....pasti fokus ke layar khan, dan terkadang cuek dengan lingkungan sekitar.
Silakan simpulkan sendiri 😉
3⃣Secanggih apapun tools (sarana) yang diberikan ke anak khususnya usia dini (meski mainan edukasi sekalipun atau buku) tetap tidak akan berarti apa2 bila anak sendiri yang harus mengeksplore seorang diri. Disinilah perlunya orang tua membersamai anak dalam beraktivitas, termasuk menonton, membaca buku, bermain dll. ✅
5⃣ Pertanyaan dari Bunda Yenis - Jember
1. Bagaimana cara membuat belajar anak menyenangkan?usia anak 4 th
2. Bolehkan bayi usia dibawah 1 th liat video tp video anak muslim?
3. Anak umur 4 th kadang dia suka bermain yang mengotori rumah, kadang saya sbg ibu agak senewen kalo rumah kotor, malu sm tamu, salahkan sikap saya?
4. Cara mengenali kesukaan anak?
Terima kasih
Jawaban:
Hai Bunda Yenis
Pertanyaan No 1⃣ dan 2⃣bisa mirip pertanyaan sebelumnya....
Selebihnya bisa saling sharing.
3⃣Dinikmati Bund masa2 itu, karena tidak akan lama dan Bunda akan merindukan masa repot, senewen, dll itu. Bunda harus banyak sabar dan ikhlas menghadapi anak2, dan secara alamiah usia tersebut adalah masa2 dimana anak akan mencoba banyak hal.
Standar kebersihan dan kerapihan rumah juga perlu diturunkan dan pasti dimaklumi juga bila ada tamu yang berkunjung dikarenakan kelakuan anak.
4⃣ Kenalkan berbagai hal/aktivitas dan amati sikap dan perilakunya, yang disukai anak akan sering dan berulang dilakukan dengan senang dan bahagia. ✅
Kalau anak.usia 0-7 tahun itu adalah RAJA KECIL, yg punya kerajaan BERMAIN. RAJA yg dimaksud disini adalah Raja yg punya hak atau ruang lingkup bermain. Jd puaskan lah masa BERMAIN itu agar kelak usia berikutnya bisa cemerlang.
Salah satu.siasatnya dgn menyediakan ruangan khusus bermain jika tak punya biarkan ananda bereksplorasi dgn rumah bunda dgn konsekuensi siap berantakan 😅 tapi setelahnya ajari lagi merapikan mainannya. Enjoy saja bund nikmati masa emas ini yg tak akan berulang lagi
JUDUL MATERI: 📝BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR📝
Waktu: Selasa, 21 Februari 2017
Fasilitator: Zaenab Dwi U. & Ina Sinardi
Notulen: Della Widayana
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
📝BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR📝
Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,
Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.
Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar.
Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.
Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa.
Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan
Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.
Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.
Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.
Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?
Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :
1⃣Belajar hal berbeda
2⃣ Cara belajar yang berbeda
3⃣Semangat Belajar yang berbeda
🍀 Belajar Hal Berbeda
Apa saja yang perlu di pelajari ?
yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:
🍎Menguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya
🍎Menumbuhkan karakter yang baik.
🍎Menemukan passionnya (panggilan hatinya)
Cara Belajar Berbeda
Jika dulu kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.
Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.
Misalnya :
👍Ibu jari : How
👆Jari telunjuk : Where
✋Jari tengah : What
✋Jari manis : When
✋Jari kelingking : Who
👐Kedua telapak tangan di buka : Why
👏Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.
Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya
Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.
Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik
Apa itu berpikir skeptik ?
Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.
Semangat Belajar Yang berbeda
Semangat belajar yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :
🍀Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.
🍀Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.
Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).
Yang harus dipahami,
Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita
Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?
• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan
Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah
Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.
Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.
🚫 Sebaliknya jangan meratakan lembah
yaitu dengan menutupi kekurangannya,
Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).
Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.
Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.
Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.
Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?
Caranya adalah :
1⃣ Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati
2⃣Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3⃣Mengetahui passionnya
Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.
Good is not enough anymore we have to be different
Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).
Peran kita sebagai orang tua :
👨👩👧👧Sebaga pemandu : usia 0-8 tahun.
👨👩👧👧Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.
kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya
👨👩👧👧sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.
Cara mengetahui passion anak adalah :
1⃣ Observation ( pengamatan)
2⃣ engage(terlibat)
3⃣ watch and listen ( lihat dan dengarkan suara anak)
Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.
Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.
Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.
Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :
1⃣Melatih anak untuk belajar bertanya,
Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.
2⃣Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya
3⃣Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari
4⃣Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.
Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber bacaan :
Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014
Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009
------------------------------------------------------------------------------------
Vidio Materi#5 Matrikulasi IIP:
Https://youtu.be/Wt93RCc6_rs
------------------------------------------------------------------------------------
DISKUSI:
1⃣ Pertanyaan Bunda Nury - Cilegon
1. Bagaimana melatih anak untuk gemar bertanya dan meningkatkan rasa ingin tahunya sedari dini?
2.Bagaimana melatih anak berpikir skeptik?
3. Apa perbedaan berpikir skeptik dengan berpikir kritis?
4. Tentang jangan meratakan lembah. Bagaimana dgn anak yang sekolah formal dgn tuntutan nilai? Bila nilai buruk lalu perlu les tambahan. Apa ini benar benar harus dihindari?
Jawab :
Hai Bunda Nury 😊
1⃣Agar anak gemar bertanya tentang berbagai hal, yang perlu bunda lakukan sebagai orang terdekatnya adalah senantiasa membersamai anak beraktivitas khususnya di usia balita, kenalkan berbagai aktivitas yang menyenangkan bagi mereka (bukan bagi kita), dengan sendirinya rasa ingin tahu (penasaran) anak akan tumbuh melalui bertanya atau mencoba hal-hal baru.
Adapun teknis yang bisa dilakukan untuk membuat aktivitas ini menenyengkan, bisa mengikuti tips Materi 5 ini menggunakan jari atau berkreasi sendiri ☺😉
2⃣Melatih anak berpikir skeptik harus dimulai dari diri sendiri dulu, anak-anak meneladani segala perbuatan dan tingkah laku kita (baik dan buruk). Dengan membiasakan anak bertanya dan kita memberi penjelasan yang bisa mereka mengerti akan mempermudah sekaligus membiasakan anak berpikir skeptik.
3⃣ Berpikir skeptik terkait repon terhadap informasi sedangkan seperti berpikir kritis merupakan mental, (menurut ahli Mertes 1986) adalah proses yang disengaja dan dilakukan secara sadar untuk menafsirkan sekaligus mengevaluasi sebuah informasi dari pengalaman, keyakinan, dan kemampuan yang ada).
4⃣Jawaban praktisnya....jangan memasukkan anak ke sekolah formal yang dengan tuntutan nilai 😁(mngkn mksd Bunda semua nilai pelajarannya bagus).
Bila tidak ada pilihan lain, Bundalah yang harus mengubah mindset bhw tentang "semangat belajar yang bebeda" dgn demikian imbasnya adalah anak tidak akan sangat tertekan karena kemampuannya di suatu mata pelajaran kurang ditambah orangtuanya menuntut nilainya hrs bagus.
Tentang les tambahan karena anak kurang di situ, kenapa tidak lbh digali lagi subjek apa lebihnya dan membuat anak senang melakukannya....dengan demikian subjek yang kurang tersebut akan terturupi dengan yang lebih. Kembali lagi bahwa semua anak tidak sama potensinya meski kembar identik sekalipun. ✅
2⃣ Pertanyaan Bunda Mimi - Medan
1. Bagaimana cara menyikapi anak yg terlalu gemar bertanya, sdgkan kapasitas keilmuan kita kurang memadai untuk menjawab semua pertanyaannya ? Khawatirnya sianak kurang puas dgn jawaban kita sehingga membuat dia malas bertanya.
Jawaban :
Hai Bunda Mimi 😊
Anak yg gemar bertanya tandanya memiliki rasa ingin tahu (intelectual curiousity) yg besar dan ini pertanda yg baik untuk fitrah belajarnya. Tinggal diarahkan bagaimana gemar bertanyanya ini menjadi Terampil bertanya dengan konsep (5W+1H) : What, Who, When, Why, Where, Which one, dan How. Agar terbangun kreativitas anak serta pemahaman terhadap diri sendiri dan dunianya.
Jika kapasitas keilmuan kita kurang memadai untuk menjawab semua pertanyaannya, kita berperan sebagai pendamping untuk mengarahkan anak2 mencari informasi yg benar dan tepat. Bunda tidak perlu malu kalau memang tidak tahu dan tidak perlu merasa paling tahu. Lebih baik bunda tawarkan kpd anak untuk mencari informasi bersama2 atau arahkan mencari informasi kpd ahlinya.✅
2. Jika kita fokus meninggikan gunung, lalu bagaimana cara kita mengatasi kelemahannya ? (mungkin ada cara/triknya)
Jawaban :
Sudah kita pahami bersama istilah "Strategi meninggikan gunung bukan meratakan lembah" maksudnya adalah dgn menggali kesukaan, passion dan kecintaan anak kita thdp hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orgtuanya mensupportnya semaksimal mgkin. Sebaliknya tidak meratakan lembah yaitu dengan menutupi kekurangannya.
Cara mengatasinya dengan membuat anak menyukai apa yg sebelumnya tak disukainya. Misalnya anak tak suka matematika, bukan dgn memaksanya kursus matematika untuk menutupi kekurangannya. Namun bs dgn mencari metode yg mudah dan menyenangkan agar anak bs menyukai matematika. ✅
3⃣ Pertanyaan dari Bunda Dhita - Pontianak
1. Perlukah anak mengikuti PAUD?? Mengingat saat ini pemerintah pun sedang gencar menginisiasi PAUD.
Jawaban :
Hai Bunda Dhita 😊
Kalau secara pribadi saya ditanya pertanyaan diatas, maka saya cenderung setuju dgn pendapat para psikolog seperti bunda Elly Risman yg mengatakan bahwa PAUD "TIDAK PERLU", yg diperlukan anak usia dini adalah KELEKATAN/BONDING DENGAN ORANGTUANYA. Karena kelekatan dgn Ayah-Bundanya, terutama IBUnya akan menjadi modal utama menapaki hidupnya dimasa akan datang.
Saya kutip jawaban seorang psikolog dengan pertanyaan yg sama 👆sebagai berikut :
Jika diperlukan PAUD ataupun tempat penitipan terbaik adalah 'RUMAH' dan penjaga/pengasuh/guru terbaik adalah 'IBUNYA'.
Tapi jika harus menitipkan anak karena ibu mau tidak mau HARUS bekerja. Maka silahkan cari tempat penitipan anak dengan syarat :
1. Visi misi sekolahnya sama dengan visi misi orangtua
2. Kental muatan agamanya. Sehingga dari sejak dini anak belajar memahami dan memiliki karektristik sebagai muslim bukan cuman sekedar stimulasi perkembangan sj (buat yang muslim).
3. Guru2nya friendly dan tahu memperlakukan anak kecil (memiliki kecerdasan emosi yang baik dan tidak suka berteriak)
4. Guru2nya memiliki pemahaman/ilmu mengenai tumbuh kembang anak yang mumpuni
5. Guru2nya mampu berkomunikasi dengan baik pada orang tua
6. Lihat porsi guru dengan banyaknya siswa di kelas. Idealnya 1 guru dengan 3 orang siswa. Jika tdk memenuhi hal tersebut, jangan dititipkan. Apalagi jika anaknya dibawah 5 tahun. Jika tetap mau dititip maka resiko ditanggung sendiri.
7. Lihat fasilitas sekolah, SOP kebersihan sekolah. Minta SOP penanganan anak ketika terjadi kecelakaan, SOP-SOP yang lainnya.
8. Cek kurikulum tempat penitipan anak (buat sy, ini wajib ada), bukan cuman sekedar di titip doang.
9. Tanyakan jadwal apa sj yg dilakukan anak dari senin sampai jumat. Trus kegiatan ekstra nya apa sj
10. Tanyakan di situ apa ada kelas parenting untuk orang tua?. Biar ketahuan, sekolah membangun komunikasi yg baik atau nggak dengan orang tua murid.
11. Apa ada kelas edukasi untuk para gurunya?. Buar ketahuan gurunya ilmunya berkembang atau tidak.
11. Di sekolah tsb/ tempat penitipan, ada organisasi orang tua atau tidak?
12. Terakhir, tanyakan di situ ada dokter anaknya yg rekomended?. Di sekolah itu ada psikolognya nggak??. Dua hal ini sama pentingnya dengan point2 di atas.
Anak di bawah 5 thn idealnya masih bersama ibunya. Tapi klo harus di titip maka ORANGTUA anak wajib melakukan hal2 di bawah ini :
1. Sebelum anak di masukkan ke tempat penitipan atau sekolah. Yang harus trial di sekolah bukan cuman anak tapi utamanya orangtua (ibu atau bapak), jangan cuman sekedar menitipkan, selesaikan administrasi setelah itu langsung meninggalkan anak di sekolah. Biar ngerti bin paham apa saja yg diberikan ke anak. Dan juga paham standar pemberian pengetahuan ataupun stimulasi yg diberikan ke anak.
2. Lakukan ke 12 point di atas. Klo mau ditambahkan silahkan.
3. Bangun komunikasi dengan sekolah. Saat menjemput, minta gurunya ngobrol dgn ibu atau bapak yg jemput minimal 30 menit dan minta dia ceritakan kegiatan anaknya seharian itu . Selain itu, minta gurunya kasi PR ke kita sebagai orang tua si anak. Biar stimulasi atau pemberian pendidikan di sekolah bisa berlanjut di rumah dan konsisten
4. Minta jadwal selama seminggu itu, jadi saat di hari sabtu dan ahad/minggu kita tahu cara buat jadwal belajar/berkegiatannnya di rumah yang tetap konsisten dengan sekolah. Jangan karena libur sekolah, orang tua juga libur kerja dianggaplah anak boleh melakukan apa sj, boleh telat bangun, boleh telat makan, sesuka-sukanya si anak deh. Ini merusak segala macam hal (kedisiplinan dan konsistensi) yg telah dibangun di sekolah (ini untuk sekolah yg bagus yah. Krn ada juga sekolah yg hanya memang unuk dititipi doang)
5. Rajin2 ikut pertemuan orang tua
6. Rajin2 ikut kelas parenting
7. Rajin2 ketemu sama psikolognya buar tahu perkembangan anaknya sudah sampai mana dan apa masalahnya.
8. Segera melapor ke pihak sekolah atau psikolognya klo anak inkosisten atau mengalami keluhan
Curhat psikolog: sy sering sedih, banyak orang tua yg datang ke sy, mengeluh: bu, anak sy kok di sekolah bisa makan sendiri di rumah tidak mau makan klo tdk disuap?. Atau keluhannya begini: bu, kok di sekolah anaknya luar biasa pandai makan sayurnya, di rumah tidak.
Setelah dicek di rumah, banyak yg missing dengan sekolah. Ahhh... beginian sering bikin sedih.
9. Diantara kesibukan orang tua, tolong baca buku parenting 1 buku untuk 3 hari. Trus rajin2 diskusikan berdua sama pasangan biar satu cara pandang teknik pengasuhan.
10. Usahan yang menjemput di sekolah bukan si bibi tapi ayah atau bundanya
11. Sampai di rumah usahakan anak tetap sering2 dipeluk disayang dan diajak cerita. (Sering baper lihat anak 2 thn yg dititip sm orang tuanya)
12. Jika tdk bisa memberikan kuantitas pertemuan ke anak maka jaga kualitas pertemuan tsb.✅
2. Untuk mendidik anak perempuan, setelah penanaman ilmu agama, tauhid, dll, kemudian Lebih baik lebih dahulu diarahkan ke fitrah perempuan sebagai Ibu (misal: mengasihi, bisa memasak, bersih2, dll) atau ke pengetahuan umum (misal: diarahkan utk bisa membaca, menulis, berhitung, bhs.asing, dll)???
Jawaban :
Menurut buku FBE Ust. Harry Santosa, urutannya kelengkapan fitrah manusia adalah :
1. Fitrah Keimanan
2. Fitrah Belajar
3. Fitrah Bakat
4. Fitrah Perkembangan
5. Fitrah Gender/Seksualitas
6. Fitrah Estetika
7. Fitrah Sosial
Sehingga setelah fitrah iman, fitrah belajar (pengetahuan umum) didahulukan baru kemudian fitrah gender (keperempuanan).✅
4⃣ Pertanyaan dari Bunda Putri - Bangka Belitung
1. saya mngjar anak2 bun dri usia 4-9 tahun, saya bingung, gimana caranya spy anak2 aktf bertnya tdk hnya mndngarkn saja..
Prnah saya coba ksih tema yg mnrik tpi ttp aja mrka gak ngomong, klu saya gk nanya dlu mrka gak ngomong..
2. Saya pnya adek msih 2 tahun bun, hobinya main gadget nonton permainan2 anak,, adek saya ini klu ngmong jarang, tapi klu kita tnya, dia sangt aktf bercrta akhirnya,, apkh sikap dia sprti itu krn efek sering main gadget ya bun?
3. Nonton permainan dgadget, baik itu krna ingin mmbiasakn anak mndngarkn bhsa inggris atau dgn alsan biar anak dbiasakn dwktu kcil biar nnti klu udh bsar udh bosen dgn gadget, nah itu sbnarnya tepat atau krang tepat y bun?
Jawab:
Hai Bunda Putri 😊
1⃣Jawaban hampir sama dengan pertanyaan Bunda Nury No 1.
Cara yang dilakukan sudah benar dan butuh pengulangan2, karena merubah suatu kebiasaan tidak selalu instant dan bila perlu dicoba hal-hal yang lebih kreatif lagi. Intinya sebagai pendidik "trial and error" dalam menerapkan suatu metode untuk hasil sesuai yang diharapkan.
2⃣ Dua tahun sudah beraktivitas dengan gadget...wowww 😱, untuk apa dikenalkan sedini mungkin dan pastilah anak seusia itu sangat tertarik dengan berbagai tools dan tampilannya. Orang dewasa saja kalau berinteraksi dengam gadget dan tidak mengontrol diri.....pasti fokus ke layar khan, dan terkadang cuek dengan lingkungan sekitar.
Silakan simpulkan sendiri 😉
3⃣Secanggih apapun tools (sarana) yang diberikan ke anak khususnya usia dini (meski mainan edukasi sekalipun atau buku) tetap tidak akan berarti apa2 bila anak sendiri yang harus mengeksplore seorang diri. Disinilah perlunya orang tua membersamai anak dalam beraktivitas, termasuk menonton, membaca buku, bermain dll. ✅
5⃣ Pertanyaan dari Bunda Yenis - Jember
1. Bagaimana cara membuat belajar anak menyenangkan?usia anak 4 th
2. Bolehkan bayi usia dibawah 1 th liat video tp video anak muslim?
3. Anak umur 4 th kadang dia suka bermain yang mengotori rumah, kadang saya sbg ibu agak senewen kalo rumah kotor, malu sm tamu, salahkan sikap saya?
4. Cara mengenali kesukaan anak?
Terima kasih
Jawaban:
Hai Bunda Yenis
Pertanyaan No 1⃣ dan 2⃣bisa mirip pertanyaan sebelumnya....
Selebihnya bisa saling sharing.
3⃣Dinikmati Bund masa2 itu, karena tidak akan lama dan Bunda akan merindukan masa repot, senewen, dll itu. Bunda harus banyak sabar dan ikhlas menghadapi anak2, dan secara alamiah usia tersebut adalah masa2 dimana anak akan mencoba banyak hal.
Standar kebersihan dan kerapihan rumah juga perlu diturunkan dan pasti dimaklumi juga bila ada tamu yang berkunjung dikarenakan kelakuan anak.
4⃣ Kenalkan berbagai hal/aktivitas dan amati sikap dan perilakunya, yang disukai anak akan sering dan berulang dilakukan dengan senang dan bahagia. ✅
Kalau anak.usia 0-7 tahun itu adalah RAJA KECIL, yg punya kerajaan BERMAIN. RAJA yg dimaksud disini adalah Raja yg punya hak atau ruang lingkup bermain. Jd puaskan lah masa BERMAIN itu agar kelak usia berikutnya bisa cemerlang.
Salah satu.siasatnya dgn menyediakan ruangan khusus bermain jika tak punya biarkan ananda bereksplorasi dgn rumah bunda dgn konsekuensi siap berantakan 😅 tapi setelahnya ajari lagi merapikan mainannya. Enjoy saja bund nikmati masa emas ini yg tak akan berulang lagi
0 komentar