Bismillah..
Menginginkan anak shalih itu idaman semua orangtua, namun seringkali kita tidak memahami dan mengakui bahwa setiap anak sudah Allah berikan benih untuk mengenal Allah (Rubbubiyatullah) dan melakukan kebaikan sejak lahir.
Benih itulah yang disebut Al Quran sebagai fitrah. Fitrah ibarat benih tanaman, ia tak lekas berbuah, namun ia bekerja sesuai tahapan tahapannya dari penguatan akar, pengokohan batang cabang, daun yang rimbun, bunga lalu kemudian buah.
Tugas orangtua sesungguhnya seperti Petani atau Pekebun (Gardener), tak boleh tergesa, harus menempuh tahapan yang benar, harus membersamai agar memahami keunikan dan pola tumbuh dari benih fitrah anak kita, kebutuhan cuaca, sinar, temperatur, kelembaban dstnya sehingga benih itu benar benar kelak akan tumbuh menjadi pohon yang baik dan berbuah lebat.
Jadi semua fitrah itu adalah nature character atau benih kehidupan yang Allah instal dalam jiwa kita, yang kelak tumbuh menjadi kehidupan kita sendiri.
Karena ke 8 fitrah ini benih kehidupan dari Allah untuk menjalani kehidupan yang baik. Dan kehidupan itu adalah tentang menunaikan tugas langit kita. Maka ke 8 fitrah ini jika ditumbuhkan dengan baik, ia menjadi Kehidupan yang Baik (The Good Life atau the Happy Life) lalu kemudian kehidupan yang baik ini akan berujung kepada The Mission of Life, karena setiap kehidupan memiliki Misi Hidup.
Pemetaan atas 8 aspek fitrah kita dalam kehidupan dapat mengukur seberapa bahagia kita dan seberapa kita siap menerima tugas langit. Maka hasil pemetaan fitrah dapat digunakan untuk merancang kehidupan yang baik sesuai fitrah sekaligus menemukan misi hidup kita sesuai fitrah
Terkait dengan beberapa fitrah, peran ayah lebih dominan, misalnya membentuk sistem berfikir (fitrah belajar) dan ego (fitrah individualitas) juga kedewasaan (fitrah perkembangan). Sementara pembentuk dzikir, kearifan & dokumentasi, femininitas dan kelembutan (fitrah seksualitas), keindahan dan kehalusan bahasa (fitrah estetika dan bahasa) dsbnya adalah peran ibu lebih dominan.
Ayah berperan A Man of Mission and Vision
Dan Ibu A Person of Love and Sincerity
Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan materi parenting tentang Fitrah Based Education lagi dari Ustadz Hary Santosa setelah sekian lamaaanya. Pertama kali dapet materi Pendidikan berbasis fitrah ini
sewaktu masih gadis, belum kenal suami. Sekarang Alhamdulillah sudah punya
anak, nampakya perlu mendapat materinya lagi agar lebih jelas dan tau bagaimana seharusnya saya dalam mendidik anak. Kenapa kita harus mendidik anak berdasarkan fitrahnya?
Menginginkan anak shalih itu idaman semua orangtua, namun seringkali kita tidak memahami dan mengakui bahwa setiap anak sudah Allah berikan benih untuk mengenal Allah (Rubbubiyatullah) dan melakukan kebaikan sejak lahir.
Benih itulah yang disebut Al Quran sebagai fitrah. Fitrah ibarat benih tanaman, ia tak lekas berbuah, namun ia bekerja sesuai tahapan tahapannya dari penguatan akar, pengokohan batang cabang, daun yang rimbun, bunga lalu kemudian buah.
Tugas orangtua sesungguhnya seperti Petani atau Pekebun (Gardener), tak boleh tergesa, harus menempuh tahapan yang benar, harus membersamai agar memahami keunikan dan pola tumbuh dari benih fitrah anak kita, kebutuhan cuaca, sinar, temperatur, kelembaban dstnya sehingga benih itu benar benar kelak akan tumbuh menjadi pohon yang baik dan berbuah lebat.
Rumah adalah satuan kelompok terkecil di dalam masyarakat. Jika rumah rumah melahirkan orang orang baik maka secara kolektif menjadi baiklah sebuah peradaban. Jika rumah rumah melahirkan orang orang buruk, maka menjadi buruklah peradaban.
Sebagaimana pendapat seorang Ulama, "kaifa takuunu yuwalla ilaikum" ,
Artinya, seperti apa kondisi kalian, maka seperti itulah masalah kalian atau pemimpin kalian.
Jadi masalah atau pemimpin suatu bangsa ada di sekitar karakter atau akhlak kolektifnya. Maka apabila masalah atau pemimpin suatu bangsa atau suatu peradaban buruk, itu bukan diakibatkan di luar sana tapi diakibatkan rumah rumah kita gagal melahirkan manusia yang beradab.
Karenanya, rumah harus menjadi the center of excellent, menjadi pusat kehebatan dalam melahirkan orang orang berkarakter atau beradab (memiliki adab) terbaik, dengan peran peran peradaban terbaik dengan karya karya peradaban terbaik sehingga menjadi peradaban yang cemerlang, menebar rahmat bagi semesta.
Lalu Bagaimana Pendidikan yang melahirkan Peran Peradaban dan Adab?
Dalam Islam, istilah pendidikan mencakup 3 hal, yaitu Tarbiyah, Ta'dib dan Ta'lim. Ketiganya jika diterjemahkan bisa diartikan sebagai pendidikan. Namun jika di breakdown, memiliki dimensi yang berbeda.
Tarbiyah berarti merawat, menumbuhkan, membangkitkan dstnya. Apa yang dirawat? Fitrah. Gurunya disebut Murobbi. Fitrah tidak diajarkan atau dibentuk tetapi dibangkitkan dari dalam (inside out) karena fitrah sudah Allah instal dalam jiwa manusia, hanya memerlukan aktifasi karena ada di alam tak sadar. Tarbiyah ini kelak mengantarkan anak kita dari fitrahnya kepada Peran Peradaban (Daurul Hadhoriyah)
Ta'dib berarti memuliakan, mengadabkan, memartabatkan dstnya. Apa yang dimuliakan? Adab. Gurunya disebut Mu'adib. Adab adalah nilai nilai atau value yang diambil dari Kitabullah. Adab sering dimaknakan dengan etika, disiplin dll, padahal lebih dari itu, adab adalah perbuatan yang bermartabat, berderajat, mulia sesuai dengan konteks intelektualias, kondisi dsbnya.
Fitrah dan Adab ibarat benih dan buah, Kitabullah adalah panduan atau juga pupuknya agar benih menjadi buah yang indah. Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebut bahwa fitrah yang diinstal dalam diri manusia disebut fitrah alGharizah, sementara Kitabullah disebut Fitrah alMunazalah. Itu artinya bahwa Fitrah dan Kitabullah kompatibel, atau maknanya, apabila fitrah anak anak kita tumbuh paripurna maka ia akan mudah menerima Kitabullah sebagai panduannya.
Ta'lim berarti mengilmui atau mengajarkan Ilmu. Gurunya disebut Mu'alim. Ini jelas outside in atau pemberian pengetahuan atau keilmuan.Ta'lim akan mudah apabila fitrah tumbuh baik dan adab mulai terlihat. Karenanya ada istilah Adab sebelum Ilmu.
Tarbiyah, Ta'dib dan Ta'lim ini kewajiban orangtua, kecuali ta'lim apabila tidak memiliki ilmunya. Misalnya anak kita ingin menjadi ahli hadits, secara keilmuwan orangtua tidak berlisensi atau tidak punya kemampuan dalam bidang ilmu hadits, maka boleh dioutsourcing ke Ulama Hadits untuk dita'lim. Namun membuat anak jatuh cinta dan beradab pada Rasulullah SAW dan para Sahabat radhiallahu anhum adalah kewajiban sepenuhnya para orangtua
Peran Rumah dalam Mendidik untuk Melahirkan Peran Peradaban dan Adab
Sepanjang sejarah, peran mendidik ada di rumah, lalu bergerak ke jama'ah atau komunitas. Mendidik berbeda dengan Menyekolahkan, karena mendidik meliputi aspek Tarbiyah, Ta'dib dan Ta'lim, yang ketiganya memerlukan peran Ayah dan Ibu, yang tak bisa didelegasikan kepada siapapun.
Ada 8 Fitrah yang harus ditumbuhkan sehingga melahirkan Peran dan Adab
1. Fitrah Keimanan
2. Fitrah Bakat
3. Fitrah Belajar dan Bernalar
4. Fitrah Seksualitas
5. Fitrah Estetika dan Bahasa
6. Fitrah Individualitas dan Seksulitas
7. Fitrah Fisik dan Kesehatan
8. Fitrah Perkembangan
Jadi semua fitrah itu adalah nature character atau benih kehidupan yang Allah instal dalam jiwa kita, yang kelak tumbuh menjadi kehidupan kita sendiri.
Karena ke 8 fitrah ini benih kehidupan dari Allah untuk menjalani kehidupan yang baik. Dan kehidupan itu adalah tentang menunaikan tugas langit kita. Maka ke 8 fitrah ini jika ditumbuhkan dengan baik, ia menjadi Kehidupan yang Baik (The Good Life atau the Happy Life) lalu kemudian kehidupan yang baik ini akan berujung kepada The Mission of Life, karena setiap kehidupan memiliki Misi Hidup.
Pemetaan atas 8 aspek fitrah kita dalam kehidupan dapat mengukur seberapa bahagia kita dan seberapa kita siap menerima tugas langit. Maka hasil pemetaan fitrah dapat digunakan untuk merancang kehidupan yang baik sesuai fitrah sekaligus menemukan misi hidup kita sesuai fitrah
Ayah berperan A Man of Mission and Vision
Dan Ibu A Person of Love and Sincerity
Ada kaidah raise your child, raise your self , jika kita menumbuhkan fitrah anak anak kita dengan sungguh sungguh maka Allah akan juga menumbuhkan fitrah orangtuanya dengan baik. Jadi berupaya saja untuk menumbuhkan semua aspek fitrah anak anak kita, kelak fitrah kita juga akan tumbuh. Namun, jangan lupa mulailah ini semua dengan Tazkiyatunnafs atau mensucikan jiwa.
Jadi sebenarnya tak perlu menunggu sampai fitrah diri kita tumbuh paripurna, justru paralel atau bersamaan saja dengan mendidik anak kita sesuai fitrah, justru anak kita telah Allah hadirkan sebagai karunia terindah dan semangat terbaik untuk mengembalikan fitrah fitrah orangtuanya.
Anak yang diasuh dengan benar, yang fitrahnya tumbuh paripurna, ia seperti ikan hidup di laut, bertahun tahun berendam di air garam, tak menjadi asin badannya. Namun anak yang fitrahnya tak tumbuh paripurna, itu seperti ikan mati, cukup beberapa hari di air garam, maka ia jadi ikan asin.
Maka kita sebagai orangtua, jadilah arsitek peradaban, beranilah membuat perubahan dari rumah. Yakinlah jika Allah beri 1 anak maka Allah instal 1 ilmu mendidik dalam diri kita, jika 10 anak maka Allah instal 10 ilmu mendidik dalam diri kita begitu seterusnya. InsyaAllah sebenarnya kita bisa mendidik anak-anak kita dengan baik.
Terus berusaha dan berdoa, memohon petunjukNya agar Allah mampukan kita menjadi orang tua yang bisa menjadi teladan yang baik dan bisa mendidik anak-anaknya dengan baik..
InsyaAllah postingan selanjutnya mengenai fitrah keimanan..
Jadi sebenarnya tak perlu menunggu sampai fitrah diri kita tumbuh paripurna, justru paralel atau bersamaan saja dengan mendidik anak kita sesuai fitrah, justru anak kita telah Allah hadirkan sebagai karunia terindah dan semangat terbaik untuk mengembalikan fitrah fitrah orangtuanya.
Anak yang diasuh dengan benar, yang fitrahnya tumbuh paripurna, ia seperti ikan hidup di laut, bertahun tahun berendam di air garam, tak menjadi asin badannya. Namun anak yang fitrahnya tak tumbuh paripurna, itu seperti ikan mati, cukup beberapa hari di air garam, maka ia jadi ikan asin.
Maka kita sebagai orangtua, jadilah arsitek peradaban, beranilah membuat perubahan dari rumah. Yakinlah jika Allah beri 1 anak maka Allah instal 1 ilmu mendidik dalam diri kita, jika 10 anak maka Allah instal 10 ilmu mendidik dalam diri kita begitu seterusnya. InsyaAllah sebenarnya kita bisa mendidik anak-anak kita dengan baik.
Terus berusaha dan berdoa, memohon petunjukNya agar Allah mampukan kita menjadi orang tua yang bisa menjadi teladan yang baik dan bisa mendidik anak-anaknya dengan baik..
InsyaAllah postingan selanjutnya mengenai fitrah keimanan..